BERITA BOLA Setengah musim perjalanan Indonesia Super League (ISL) 2014 telah berjalan, setiap tim dari masing-masing wilayah telah melakoni sepuluh pertandingan. Mitra Kukar Tenggarong menguasai puncak klasemen Wilayah Barat dengan 20, diikuti dengan Persela Lamongan, Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya di empat besar.
Sementara itu, di Wilayah Timur, Arema Cronus tampil mendominasi dan duduk nyaman di puncak klasemen dengan keunggulan tujuh angka atas Persib Bandung di posisi kedua, diikuti Persija Jakarta dan Semen Padang.
Dari 110 pertandingan di putaran pertama musim ini, total tercipta 287 gol (143 gol di Wilayah Timur dan 144 gol di Wilayah Barat), sehingga dalam setiap pertandingan rata-rata tercipta 2,6 gol.
Namun, sayang dari jumlah tersebut, sumbangan gol dari striker lokal Indonesia terhitung masih sangat kurang. Hal tersebut bisa dilihat dari jajaran top skor sementara di ISL. Dari lima besar, hanya ada satu nama lokal di sana, yaitu penyerang Arema Cronus, Samsul Arif, dengan torehan enam gol. Sementara, pencetak gol terbanyak saat ini dipegang oleh striker asal Kamerun Pacho Kenmogne yang bermain di Persebaya.Salah satu penyebab utama cukup keringnya gol dari striker lokal justru terjadi karena krisis kepercayaan dari klub-klub Indonesia. Klub lebih mempercayakan lini depan mereka diisi oleh penyerang-penyerang asing. Memang hal itu membuat lini depan klub menjadi lebih baik karena rata-rata pemain asing memang memiliki kualitas di atas pemain lokal, tetapi hal itu juga membuat perkembangan striker lokal menjadi tidak maksimal.
Bisa dilihat dari beberapa klub besar Indonesia seperti Persija Jakarta yang sangat mengandalkan sosok Ivan Bosnjak dan Zelimir Terkes di lini depan, meski kontribusi kedua pemain asing itu terlihat kurang. Demikian juga dengan pimpinan klasemen sementara Wilayah Timur, Mitra Kukar, yang mengandalkan Herman Dzumafo sebagai ujung tombak, atau Persebaya yang memiliki sosok Kenmogne, top skor sementara saat ini dan striker asal Singapura Agu Casmir, kehadiran dua sosok itu tentu akan menipiskan kesempatan bermain striker berusia 20 tahun, Abdul Rahmad Lestaluhu.
Selain kurangnya kepercayaan dari klub, faktor lainnya adalah dari striker lokal itu sendiri yang masih belum bisa menampilkan permainan terbaik. Seperti Persib Bandung yang dihuni banyak striker lokal berkualitas yaitu Muhammad Ridwan, Ferdinand Sinaga dan juga Tantan, tetapi daya gedor Maung Bandung justru tampak sangat bergantung pada sosok Djibril Coulibaly, yang telah mencetak lima gol dalam tujuh pertandingan.
Kemudian, Semen Padang yang juga mengandalkan striker lokal seperti Airlangga Sucipto atau Hendra Bayaw, tetapi top skor klub malah dipegang oleh gelandang asal Argentina, Esteban Vizcarra dengan enam gol. Bahkan catatan gol itu lebih banyak dari jumlah gol gabungan Airlangga dan Bayaw, sebanyak lima gol. Demikian juga dengan striker-striker muda di Sriwijaya FC Palembang, Syamsir Alam, Alan Martha, atau Anis Nabar masih belum bisa mencetak gol sampai saat iniDampak itu menjadi jelas terlihat pada level tim nasional, pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl masih kesulitan mencari pengganti yang pas untuk Cristian Gonzales yang usianya sudah semakin uzur.
Namun, masih ada harapan yang mengintip, beberapa klub ISL masih tampak memiliki sosok striker lokal yang siap mencuat di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Persipura Jayapura misalnya, meski mereka memiliki Boakay Eddi Foday, pelatih Jacksen F. Tiago masih kerap mempercayakan lini depan timnya diisi rotasi Boaz Salossa, Ian Kabes, Titus Bonai, Lukas Mandowen dan Yosua Pahabol. Hasilnya, Boaz, Kabes dan Mandowen, total mencetak sepuluh gol sejauh ini untuk membantu Tim Mutiarah Hitam berada di empat besar klasemen sementara.
Kemudian, ada Arema yang menyumbangkan dua striker lokal dalam sepuluh besar top skor sementara. Striker naturalisasi, Gonzales, masih menunjukkan ketajamannya dalam membobol gawang lawan seperti musim-musim terdahulu, sehingga ia terus mendapatkan kepercayaan dari pelatih. Dan Samsul Arif, yang merupakan top skor striker lokal saat ini dengan enam gol. Eks pemain Persela itu membuktikan kemampuannya ketika menggantikan Gonzales sebagai ujung tombak dalam laga melawan Gresik United pada laga terakhir, tidak tanggung-tanggung, ia berhasil mencetak hat-trick untuk membawa Singo Edan menang 5-0.
Terlepas dari beberapa striker lokal Indonesia yang menimba ilmu di luar negeri seperti Irfan Bachdim, Sergio van Dijk, Andik Vermansyah, Patrich Wanggai ataupun Yandi Sofyan. Kompetisi dalam negeri seharusnya menjadi salah satu tempat utama untuk menggodok talenta-talenta berbakat, terutama dalam posisi striker.
Pengurangan jatah pemain asing di musim ini sudah banyak membantu, sehingga diharapkan pada musim-musim mendatang lebih banyak lagi klub yang mempercayakan striker lokal dan para striker lokal sendiri juga semakin percaya diri untuk dapat mengeluarkan performa terbaik di setiap pertandingan.
Home » Liga Indonesia » FOKUS: Striker Lokal Belum Bertaji
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment